TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Pendidikan Menengah Kejuruan yang mencetak intelektual lokal melalui kompetensi akuntansi yang bermanfaat dalam menopang perekonomian, perlu mendapatkan dukungan bersama di tingkat nasional.

Hal itu menjadi kesadaran bagi Mahir Akuntansi, dalam visinya untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Sebab itu, perlu ada penghubung, yang menjembatani antara dunia kerja dengan dunia pendidikan sehingga produk jasa lokal Indonesia bisa lebih dikenal. 

“Harapan kami, aset intelektual dari lokal ini perlu disupport. Karena kalau bukan dari kita, kapan lagi. Nah akhirnya jangan sampai globalisasi membawa wabah kita selalu westernisasi. Tapi kita harus punya wawasan lokal. Dan adanya orang-orang yang memiliki kompetensi di Indonesia, harus dikembangkan sehingga mereka mengenal produk jasa lokal Indonesia. Bukan hanya sektor yang kami bergerak saja, tapi seluruh sektor bisa jadi kesadaran nasional sehingga ketahanan nasionalisme kita meningkat,” kata Direktur & Owner Mahir Akuntansi, Dr. Temy Setiawan, di sela kegiatan Forum Group Discussion (FGD) di SMK N 1 Tempel, pada Rabu (24/4/2024). 

Kegiatan yang diselenggarakan Mahir Akuntansi bekerjasama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Bidang Bismen DIY ini, dihadiri oleh puluhan Kepala Sekolah SMK dan Guru Pembimbing LKS Bismen Se-DIY.

Mengambil tema pentingnya bidang keahlian akuntansi untuk memandirikan peserta didik. 

Menurut Temy, kegiatan tersebut sangat penting untuk menjaring dukungan dari dunia pendidikan agar kegiatan Mahir Akuntansi bisa mencapai tingkat Nasional.

Selain juga untuk melakukan sosialisasi bahwa ketrampilan akuntansi bukan sebuah merek dari produk, tapi merupakan sebuah visi atau intensi untuk bersama-sama memajukan pendidikan akuntansi yang bermanfaat dalam menopang perekonomian Indonesia di kemudian waktu dengan sumber daya yang berkualitas. 

“Tentunya, dalam hal ini adalah sumber daya yang diciptakan oleh lulusan dari SMK dalam bisnis menajemen,” kata Temy, yang merupakan praktisi konsultan bisnis, sekaligus peraih Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penulis buku terbanyak di bidang akuntansi.

Disela kegiatan FGD tersebut, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Mahir Akuntansi dengan 34 sekolah di DIY.

Temy mengungkapkan, nota kesepahaman tersebut bisa diimplementasikan dalam pelbagai kegiatan nyata. Mulai dari Magang siswa dan guru.

Kemudian membantu dalam proses rekrutmen tenaga kerja.

Dalam hal ini, Mahir Akuntansi bisa memberikan pelatihan bagi siswa SMK yang sudah siap memasuki dunia kerja melalui sertifikasi kompetensi keahlian dasar yang relevan sesuai bidang ketrampilan yang ditekuni.

Kemudian membantu pengembangan pendidikan, seperti seminar siswa, pemberian motivasi maupun peningkatan kompetensi guru. Juga diharapkan dapat membantu pembinaan kelas industri untuk Sekolah Menengah Kejuruan. 

“Selain itu, kami juga berharap bisa memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi. Di mana di bawah binaan Mahir Akuntansi untuk bersama-sama ikut serta dalam mewujudkan visi yang sama. Yaitu meningkatkan kualitas akuntansi Indonesia. 
Ini sesuai slogan kami, inspirasi akuntan Indonesia,” kata dosen pengajar di sejumlah Universitas di DKI Jakarta ini. 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK N 1 Tempel, Sri Windaryanti mengaku sangat mendukung atas terselenggaranya FGD bersama Mahir Akuntansi.

Sebab, dalam kegiatan tersebut sesama sekolah yang memiliki program keahlian akuntansi bisa saling bertukar pengetahuan, pengalaman sekaligus mampu menambah wawasan baru.

Apalagi, ada MoU yang diharapkan dapat menjadi terobosan agar lulusan SMK di bidang akuntansi bisa lebih berkembang secara keilmuan maupun lapangan kerja.

Meksipun selama ini, kata dia, SMKN 1 Tempel sudah membangun kerjasama dengan pihak yang hampir sama di bidang akuntansi. 

“Tapi kami berharap kerjasama dengan Mahir Akuntansi, dapat menambah semakin luasnya jaringan kami. Kemudian secara otomatis menambah pengetahuan.  Guru kami bisa magang di sana, murid kami juga bisa magang. Kemudian bisa menambah luasnya penyerapan lapangan kerja bagi lulusan kami. Dengan begitu, akuntansi tidak lagi dianggap jenuh,” harap dia. (rif)

Untuk melihat article secara lengkap, klik link di bawah ini.