Mahir Akuntansi

Jakarta, Beritasatu.com – Bisnis yang makin dinamis dan juga pandemi Covid-19 menuntut adanya pemahaman terhadap dunia keuangan dan akuntansi yang lebih mendalam. Di sisi lain, peranan akuntansi tak hanya sekedar mencari untung rugi, namun lebih dari itu.

Menurut Konsultan Akuntasi dan Manajemen, Temy Setiawan, akuntansi dapat menunjang keberlangsungan usaha, tak terkecuali bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Apalagi, selama pandemi, sektor UMKM paling terdampak.

Berdasarkan perkiraan Kementerian Koperasi dan UKM, hingga Oktober 2020 ada sekitar 90 persen UMKM yang kegiatan usahanya terganggu akibat pandemi. Bahkan, pemerintah secara khusus telah mengalokasikan stimulus sebesar Rp 123,46 triliun untuk mendongkrak sektor UMKM melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Bicara akuntansi tak hanya hanya mencari laba rugi, tapi menjaga aset perusahaan secara jangka panjang. Ada pengendalian internal, itu kunci pokok akuntansi. Kalau bicara laba rugi saja, sekarang sudah banyak software yang harganya murah bahkan ada yang gratis. Tapi, ada konsep yang harus disampaikan bagaimana pengusaha menguasai akuntansi, bukan hanya menghasilkan laba tapi dia bisa melindungi asetnya. Ini menjadi sangat penting khususnya saat ada guncangan,” kata Temy di Jakarta, Senin (14/12/2020).

Temy menambahkan, ada tiga hal penting yang harus disadari pengusaha dalam membangun roda usahanya agar bertahan dan berkembang. Yakni, pengelolaan investasi, pengelolaan akuntansi, dan pengelolaan arus kas (cash flow). Di mana, bagi perusahaan skala besar, tiga hal penting ini memiliki sub divisi masing-masing, beda halnya dengan UMKM.

“Itu bekal bisnis mereka agar sustain secara jangka panjang. Jangan sampai buka usaha tapi 10 tahun kemudian hasilnya zero atau bawa utang untuk anaknya. Jadi, jika pengusaha UMKM mau bertumbuh, maka peganglah tiga konsep tadi,” pungkasnya.

Oleh karena itu, kata Temy, edukasi dan pemahaman soal dasar-dasar akuntansi mutlak diperlukan. Apalagi, saat ini banyak generasi muda yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang entrepreuner.

“Ini kekhawatiran sejak dini, meski bukan sinyal yang urgent, tapi ini tidak bisa diabaikan. Ini sudah harus mulai diwaspadai. Apalagi kita mengarah ke generasi emas 2045. Disitu banyak generasi muda jadi entrepreneur. Situasi saat ini meski bukan sebuah kegentingan, tapi ini vitamin yang bisa menjadi back up antibodi 20-30 tahun kedepan,” kata penulis buku Mahir Akuntasi itu.

Lebih lanjut, menyoal cash flow, saat ini UMKM tengah dipermudah dengan kemudahan pinjaman dari perbankan dan juga adanya kucuran stimulus yang diberikan pemerintah terkait penangan Covid-19, serta dana CSR dari perusahaan-perusahaan. Namun, menurutnya yang lebih penting tak sekedar dana, namun juga tanggung jawab secara moral. Di mana, pelaku UMKM yang diberikan pendanaan bisa memiliki usaha yang bisa bertahan secara jangka panjang.

Untuk itu, pentingnya tutor keuangan dan akuntansi sehingga pelaku UMKM bisa mengatur keuangan, kreatif dan bisa memanfaatkan peluang untuk berinvestasi demi bertahan di tengah persaingan usaha saat ini yang kiat sengit di era digitalisasi dan pandemi saat ini.

“Jangan hanya kasih bantuan, pinjaman saja. Tapi juga bertanggungjawab secara moral supaya pelaku UMKM itu bisa berkembang. Misalnya, memberikan pendampingan atau training pengelolaan operasional, keuangan secara jangka panjang. Karena hal ini cenderung diabaikan. Ketika punya uang banyak tanpa bisa mengaturnya itu akan jadi sia-sia. Sifatnya vitamin bisa jadi racun, kalau pengelolaannya tidak terkendali,” tegas Temy

Untuk melihat article secara lengkap, klik link di bawah ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *